Jumat, Oktober 01, 2010

Rahasia Ilmu Pengetahuan Tentang Jaman Purbakala

Siapakah yang menjadi sumber ilmu pengetahuan pengobatan, astronomi dan teknik, yang jejak-jejaknya demikian banyak kita ketemukan, ketika kita menyelidiki dan mempelajari hasil kerja jaman prasejarah? Siapakah yang telah membangun pabrik di Medzamor, di Armenia, kira-kira 5000 tahun yang lalu? Siapakah yang telah merencanakan peta-peta Piri Reis, yang menunjukkan adanya suatu pengetahuan geografi dunia yang luasnya sama dengan pengetahuan kita sekarang?

Para sarjana, secara resmi, tidak begitu memperhatikan persoalan-persoalan itu, yang penyelidikannya masih banyak menghadapi rintangan. Para penyelidik bebas masing-masing mengembangkan suatu teori, yang bersifat sangat pribadi, berdasarkan penyelidikan-penyelidikan dengan tekun dan sabar.

Suatu Alfabet yang Berumur 15.000 Tahun?

Bukti di bidang argeologi, bahwa orang-orang purbakala telah menggunakan suatu alfabet di jaman Neolitik (= Jaman Batu yang ke dua), diduga telah diketemukan di Perancis pada permulaan abad ini. Pada tanggal 1 Maret 1924 Claude Fradin dan cucunya laki-laki, Emile, sedang berjalan-jalan di luar kota di sekitar desa kecil Glozel, di dekat Ferriere sur Sichon, di Allier. Tiba-tiba mereka melihat benda-benda aneh; mereka sangat heran menemukan batu-batu bata, tanda-tanda peringatan terukir, dua bua alat pemotong, dua buah kapak kecil dan dua buah kerikil datar yang masing-masing ada tulisannya.

Dan itu merupakan permulaannya. Dr. Morlet, yang bertempat tinggal di daerah itu, di beritahu tentang penemuan yang misterius itu. Dia merupakan orang, yang selalu merasa sangat tertarik pada keanehan, pada hal-hal yang belum, hal-hal yang luar biasa, dan dia lanjutkan penggaliannya. Demikianlah dia kemudian dapat menggali lebih dari seratus buah tanda peringatan, alat kerja dari batu kecil, barang-barang pecah belah dengan corak yang belum pernah dijumpai dimana-pun, dan akhirnya kerikil-kerikil datar yang terukir. Akhli-akhli yang sudah terkenal, seperti Camille Julian dan Salomon Reinach, menyatakan, bahwa benda-benda yang telah diketemukan itu berasal dari jaman 15.000 tahun yang lalu. Pada benda-benda tertentu, beberapa orang sarjana melihat adanya susunan-menurut-garis huruf-huruf yang menyerupai alfabet, seperti V W L H T I K O C J X. Akan tetapi, tidak lama kemudian, penemuan di Glozel itu mendapat tantangan keras dari para akhli dari Lembaga Internasional mengenai Antropologi, dan dari “Identite judiciaire” Perancis.

Mereka menyatakan bahwa semuanya itu merupakan penipuan, dan menentukan, bahwa benda-benda galian itu tidak merupakan “benda antik”.

Terlepas dari tulisan, yang meragukan dan ditentang itu, orang-orang purbakala nampaknya mempunyai suatu berbendaharaan-kata dan bacaan, yang jauh dari luas daripada kepunyaan kita sekarang. Orang-orang Indian Amerika mempunyai nama yang berlainan untuk tanaman yang sama, atau pohon yang sama, menurut musimnya, sedangkan kita sekarang menyatakan perobahan sebatang pohon yang sama dimusim rontok dan musim semi, cukup dengan menggunakan daka sifat didepan nama pohon itu.

Bacaan yang tidak tertulis

Penemuan berguna dari alfabet, dan yang menyusulnya, yaitu bacaan, merupakan langkah pasti menuju keperadaban. Orang-orang Sumeria dan Mesir, yang jelas telah mengembaangkan tata cara mereka menulis pada jaman 4000 tahun sebelum Masehi, maju dengan pesatnya setelah pengembangan itu.

Anggapan demikian itu, rupa-rupanya tidak berlaku sama sekali bagi peradapan Bangsa Inca. Dalam kenyataanya, orang-orang Inca, yang benar-benar melaksanakan separuh jumlah macam tumbuh-tumbuhan yang kita kenal dan yang telah membangung jalan-jalan besar yang terpanjang di dunia, tidak mempunyai tata cara menulis.

Mengapakah bisa ada keadaan, bahwa kebodohan, yang tidak masuk akal itu, terdapat pada Bangsa yang berkembang demikian pesat?, keadaan itu kelihatannya disebabkan, karena mereka, berdasarkan ketakhyulan mereka, mempunyai rasa takut terhadap tulisan. Sebuah cerita kuno bangsa Inca mengatakan, bahwa, setelah terjadinya bencana wabah yang membinasakan, sebuah Sabda Dewa melarang digunakannya tulisan, diserta ancaman hukuman siksa yang mengerikan.

Untuk mengatasi persoalan tidak adanya alfabet, maka orang-orang Inca kemudian menggunakan tali “Quipu” dengan banyak mata ikatan yang berwarna-warni, dan dengan jarak yang berbeda-beda antara mata ikatan yang satu dengan yang lainnya. Karen adanya cara dan alat yang aneh itu, maka mereka mempunya bacaan tanpa mempunya tulisan.

Makhluk logam, yang mengerikan Menyerang para Argonaut

Dibidang teknik masih banyak hal-hal yang mengejutkan dijumpai oleh para akhli sejarah. Beberapa buah bukti membuat kita beranggapan, bahwa manusia moderen jaman sekaran ini hanyalah “menemukan kembali” apa yang telah diketahui oleh manusia jaman dahulu.

Banyak cerita kuno, yang menunjuk kearah itu. Plato, misalkan, mengatakan, bahwa daedalus, ayah Ikarus, rupa-rupanya membuat mesin-mesin serupa manusia yang dapat bergerak sendiri. Yang mungkin dapat kita sebut “Robot”. Dan akhli falsafat yunani itu melanjutkan berkata, bahwa mesin-mesin itu demikian cepat bergeraknya, dan tak dapat berdiam diri, sehingga harus diadakan penjagaan agar mereka tidak berlari pergi. Sayangnya adalah, bahwa Plato tidak menjelaskan secara terperinci tentang alat-alat, yang menyebabkan mesin-mesin itu dapat bergerak sendiri. Apakah daya gerak itu berasal dari mekanisme yang telah disempurnakan ataukah karena digunakannya baterai?

Menurut cerita kuno Yunani tentang penaklukan “Golde Fleece” (“kulit domba emas”), maka para argonaut yang datang di Kreta, diperingatkan oleh Medea, si ahli nujum, bahwa sebuah makhluk logam, yang mengerikan, akan menyerang mereka. Apakah yang dimaksudkan oleh medea itu “robot”, seperti dinyatakan oleh seorang penyelidik bebas Inggris Arthur Waight?

Komputer pada jaman purba

Dalam tahun 1900, para penyelam bunga karang dekat Antikitera, menemukan bekas-bekas sebuah perkakas dari logam, yang sudah berkarat, didasar laut. Para sarjana mula-mula mengira, bahwa apa yang telah diketemukan itu merupakan sisa-sisa pesawat ruang angkasa dari tahun 65 sebelum Masehi. Dalam tahun 1959, seorang sarjana Inggris, Solla Price, menimbulkan suatu kejutan dunia, ketika dia dalam bulan Maret 1962 membuat pengumuman sebagai berikut: “Kelihatannya, bahwa benda itu benar-benar merupakan se buah Komputer, yang dapat menentukan dan menguraikan gerak matahari, bulan, dan mungkin juga gerak planit-planit”.

Sarjana akhli itu merasa dirinya sangat rendah, dan hanya dapat menyatakan kekaguman dan hormatnya kepada nenek moyang kita, yang telah memiliki ilmu pengetahuan demikian tinggi, walaupun rasa hormat itu disertai dengan sedikit rasa takut.

Dalam bulan Juni 1959 dia menulis dalam “Scientific American” sebagai berikut: “Adalah sangat menakutkan untuk mengetahui, bahwa dekat sebelum peradaban mereka yang tinggi itu runtuh, Bangsa Yunani kuno telah dapat mencapai apa yang baru sekarang kita capai, bukannya hanya dalam cara berfikir, melainkan juga dalam ilmu pengetahuan Teknologi”.

Apa yang nyata terjadi di Yunani kuno itu, terjadi juga di Amerika Kuno. Seorang penulis yang bernama Gareilaso de La Vega, seorang anak laki-laki dari seorang laki-laki Spanyol dan wanita puteri bangsa Inca, menguraikan pada permulaan abad ke 17, bahwa bangsa Inca di lembah Rimac mempunyai sebuah patung “yang berbicara dengan menjawab pertanyaan-pertannyaan seperti sabda Dewa Apollo di Delphi”.

Sayangnya, Garcilaso adalah tidak cermat, dan dia sama sekali tidak bercerita tentang caranya patung itu bekerja, walaupun kesemuanya itu mengigatkan kita kepada komputer-modern kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar